Minggu, 09 November 2025

Sora dan Penjual Batu Akik


Bab 1

Suatu kota damai, ada seorang pemuda bernama Sora. Sora memiliki batu ajaib seperti liontin, ia memakainya di leher perlakuannya seperti halnya kalung leher. Dari itu kita bisa melihat Sora bukanlah anak biasa namun bisa kita tahu Sora ini memiliki karakteristik unik dibandingkan orang sebaya tinggal di kotanya. Sungguh bukan hal biasa kalau kita memanggil ia "Sora".


Tengah resapan hujan, bisa kita ketahui dari jarak jauh kita bisa melihat Sora berambut hitam dengan mata tertutup kain.


Bukan masalah buruk, Sora bukan kelihatan orang miskin. Sora justru dipandang orang seperti anak jalanan dengan rasa misterius setiap detak kaki berjalan sekitar penjuru kota.


Sora bukanlah anak laki-laki biasa, Ia tahu posisi saat ini bukan hanya menghantui Sora. Kita tahu Sora bukanlah anak manja ala Pak Obe dia. Sora sendiri masih menyimpan misteriusnya tidak diketahui orang sampai saat ini. Lucunya lagi Sora sering menjadi bahan berbicara orang-orang sekitar tentang tubuhnya sedikit aneh yaitu matanya di tutupi kain, aneh ia berjalan dengan lincah dan sergap ketika ada bahaya mendatang ia mungkin bisa jadi tertabrak sesuatu atau masalah tentang penglihatan. Kata orang ia buta.


Ciri fisik Sora bisa melihatnya ia menggunakan pakaian kuno berwarna cokelat tidak dominan putih. Berambut hitam lebat, serta penutup kain di kepalanya. Setiap hari-hari ia tidak mandi, selalu saja berpakaian sama sehingga bau aroma badan Sora mudah ditebak oleh orang sedang lewat. Mereka tidak membaui Sora seperti bau jeruk nipis, hanya saja bau ajaib mungkinkah dari batu di kalung lehernya.


"Sora, sora..",

"Kamu dari mana saja?",

"Aku sudah menunggumu dari toko ini namun kamu masih sama halnya misterius",



Ohh.. itu Pak Obe, ia penjaga toko batu akik. Ia tidak meragukan Sora hanya saja masih menganggap Sora itu anak kecil nakal kurang ajar di hadapannya namun sebenarnya tidak. Pak Obe penjual batu akik tahan air dan masih juga menjual benda kuno lama, banyak menyebut Sora dan Pak Obe adalah kedua orang paling dekat, selain itu tidak.


Sora sendiri mengetahui niat Pak Obe kalau Pak Obe ingin menawarkan batu ajaib Sora dengan batu akik kesayangan dia, namun Sora menolak. Namun Pak Obe tidak keberatan kalau Sora membaca pikirannya.


"Begini bapak..", Sora menjawab dengan keraguan.

"Ada apa Sora?", Pak Obe bingung ingin berkata apa.

"Apakah Sora boleh menginap di rumah Pak Obe?", Sora berkata dengan nada rendah

"Tentu saja nak, kamu memang orang misterius patut aku ketahui. HAHAHA~", Pak Obe sambil menunjuk anak tangga tinggi kurang lebih 290 cm, Sora berbalik arah dan menuju ke kamar tidur yang di tunjukkannya.


Hari ini hujan dan sepi. Sora sering di tolak ke penginapan karena tidak punya uang apalagi ia sudah berkali-kali menjumpai banyak orang untuk menginap, sayang ia selalu diusir dan ditolak karena kelakuan anehnya. Untung Pak Obe yang baik hati memberikan Sora ruang untuk tempat tinggal meskipun Pak Obe mengatakan, "Jangan bilang, ke kamar saja", Sora tetap saja bilang meminta izin kepada Pak Obe.




Bab 2

Namun suara penuh berbisik dalam hati Sora di kamar tidur tempat ia tinggal.


Sora anak baik menurut Pak Obe, Pak Obe merawatnya dengan penuh kasing sayang dan cinta meskipun Pak Obe menganggap Sora adalah anak nakal dan banyak tingkah.


Terdengar suara bisikan misterius selalu mengganggu Sora belum lama ini. Suara itu kadang terdengar jelas di telinganya dan kadang tidak jelas. Suara itu mungkinkah berasal dari batu ajaib berkilau seperti kristal itu namun tidak tahu.


Sora mencari tahu dengan membuka ikatan tali dengan simpul tali pitanya sendiri, kadang ia lupa sendiri.


Sora memang anak pendiam dan tidak banyak bertingkah sebenarnya. Namun rasa ingin tahunya membuat sifatnya menjadi aneh dihadapan orang. Ia memulai membuat rencana membuka pita simpulnya dengan baik.


Pertama, dengan jarum pentulnya ia arahkan ke sudut tali pita, lalu ia menariknya karena dengan tangan sangat susah. Setelah berhasil ia menariknya dan menemukan ekor untuk membuka. Sekarang ia bisa membuka lebih aman tanpa membuat batu ajaib itu luka.


Sora memang anak kesayangan Pak Obe namun karena ide nakalnya membuat Pak Obe menjadi penasaran dengan misteriusnya dari Sora. Sehingga Pak Obe diam-diam menengok Sora dari cerah pintu.


Dalam hatinya,

"Inilah Sora...",

"Inilah yang kamu lihat...",

"Anak dari Pak Albert dan Bu Ana",


Sora berhasil melepaskan simpul tali pita dari batunya, semenjak itu...


Kreekk...

"Hore! Apa daya aku bisa melepaskan simpul itu!"


Sora terkejut dan membalang batu ajaib ke arah tepatnya dahi Pak Obe, sehingga Pak Obe sedikit benjol karena ulah Sora.


"Kamu ini anak yang misterius",

"Kalau begitu sekarang sudah saatnya aku menceritakan kepadamu",


Dengan membawa lilin malam dan menaruhnya ke meja bangku dekat Sora duduk. Pak Obe memberikan isyarat halus kepada Sora agar tetap tenang.


Keheningan muncul lebih mencekam. Ternyata, ternyata. Pak Obe mengetahui asal-usul Sora dari mana awal mulanya.




Bab 3

Hingga tengah itu Sora diam.


"Apa yang kamu katakan Pak Obe?", wajah Sora mulai suram,

"Sebenarnya aku tidak terima ucapanmu itu",

"Aku sebenarnya sudah muak",

"Dan MALAHAN KAMU MEMBAWAKU KE MASA LALUKU!",


Dengan tenang Pak Obe sendiri mengelus dadanya dan bercakap dengan nada indahnya.


"Dengar Sora inilah usiamu 13 tahun dan kamu sudah pantas mendengarkan apa perkataan dari Pak Obe", Pak Obe mencoba tenang,


"CUKUP!", Sora membentak Pak Obe dengan dilanjutkan,

"AKU TIDAK INGIN MENDENGARKANNYA APALAGI MELIHAT MEREKA",


Pak Obe sedikit kecewa dan hampir saja tidak bisa berkata-kata karena Sora baru kesal. Baru-baru ini Pak Obe melihat wajah Sora penuh suram dan sedih.


"Apa yang sebenarnya kamu mulai perbuat nak?!", Pak Obe sedikit gelisah,

"Apa kamu tahu?! inilah kisahmu?!",

"Aku hanya merawatmu saja dan saatnya kamu..",


Sehingga ruangan itu penuh kata-kata berisi kesunyian.


"DIAMM..!",




Bab 4

Tengah malam mulai berbincang.


Suara mulai menggelegar jauh-jauh ke luar sehingga orang-orang tinggal disana bertanya-tanya apakah suara ini berasal dari toko Pak Obe. Ada warna mendengar dengan kesal, ada warga mendengar dengan ketakutan, ada warga mendengar dengan bertanya-tanya.


Sora sendiri tidak menyetujui perkataan Pak Obe. Sora semestinya ia ingin memilih hidupnya sendiri dibandingkan dengan pilihan hidup orang tuanya.


Pak Obe hanya mengangkat bahunya dan menceritakan masa lalunya. Bahwa kedua orang tua Sora sengaja menelantarkan Sora pada saat masih bayi di sebuah kota tempat tinggal Pak Obe dan kini Sora ketika sudah berusia 13 tahun maka orang tua ia akan membawanya ia kembali. Pesan dari kedua orang tuanya kepada Pak Obe adalah "Jagalah seperti anakmu sendiri".


Mendengar apa yang barusan Pak Obe ceritakan kemudian tubuh Sora terjatuh dan susah bangun.


"Apa itu? mereka berdua sudah melupakanku pada saat masih aku kecil", Sora tersedu-sedu,

"Inilah aku YANG BURUK DAN JELEK. MEREKA TELAH MENINGGALKANKU DALAM KEADAAN SEPERTI INI",


"Kamu tidak jelek, Sora. Kamu hanyalah anak misterius", Pak Obe melanjutkan dengan kegelisahan

"Sora. Dengarkan, orang tuamu menginginkan kamu kembali",


Sora terdiam sambil menelan kata-kata singkat dari Pak Obe.


Sora kamu kembali...

Sora kamu kembali...

Sora kamu kembali...

Sora kamu kembali...

Kembalilah Sora...

Kembalilah...


Seketika tubuh Sora terjatuh, nafasnya seolah-olah sudah hampir habis, dan mulailah ia mendengarkan suara bisikan semakin intens yang ia duga berasal dari batu ajaib itu.




Bab 5

Membuat jatuh hatinya Sora melebur hingga kakinya.


Seketika kejadian itu, membuat Pak Obe mulai panik. Dan membawanya ke rumah sakit terdekat.


Sora dibawa oleh Pak Obe dan Pak Obe segera menghubungi perawat jalan agar Sora bisa di periksa apakah ia baik-baik saja. Dari depan rumah terlihat mobil ambulan sudah datang dan sehingga mereka memprioritaskan Sora karena rawat darurat, bukan jalan lagi.


Selama 9 jam di rumah sakit.


Sora mulai sadar seketika, matanya mulai melihat seisi ruangan rumah sakit penuh alat dan barang untuk memulihkan Sora. Dan kemudian sekejap bisikan di telinganya itu sudah mulai hilang.


"Ohh.. Soraa.. aku sangat mengkhawatirkanmu", Pak Obe mulai ingin menangis,

"Aku tidak tahu harus berbuat apa..", butiran tangisan Pak Obe jatuh di telapak tangan kanan Sora,

"Maaf atas perkataanku",


Memperhatikan perkataan maaf dari Pak Obe. Pupil Sora membesar dan menghadap ke arah Pak Obe seorang tukang penjual batu akik.


"Pak Obe..", Sora dengan penuh harapan,

"Aku tidak ingin kembali bersama mereka",

"Aku tidak ingin makan apalagi bermain bersama mereka",

"Aku hanya ingin Pak Obe",

"Pak Obe saja",


Mendengar perkataan Sora, Pak Obe segera memeluk Sora dengan erat mengelus kepalanya seperti layaknya anak sendiri. Pak Obe mengakui kesalahannya dan meminta maaf kepada Sora sekali lagi agar kita bisa tenang.


"Pak Obee..",




Bab 6

Saatnya Sora meninggalkan kenangan pahitnya.


Sepulang dari rumah sakit,

Sora mulai melakukan aktivitas biasanya dengan normal bersama Pak Obe.


Tidak lupa Sora menghancurkan batu ajaibnya itu, itulah selama ini memicu suara bisikan negatif selalu ia dengar sehingga mengganggu ia saat usia 13 tahun.


Ia bisa saja menghancurkan batu ajaib itu. Itu adalah batu tidak penting di hadapannya. Sebenarnya kenangan penting itu adalah berasal dari cinta dan kasih.


Selama ini, Sora tidak tahu cara berterima kasih kepada Pak Obe dengan benar. Meski begitu Pak Obe tetap saja menganggap Sora seperti anak nakalnya sendiri dan tidak lupa ia masih misterius dengan tingkah polah sebenarnya tanpa batu ajaib tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan lainnya

Sora dan Penjual Batu Akik

Bab 1 Suatu kota damai, ada seorang pemuda bernama Sora. Sora memiliki batu ajaib seperti liontin, ia memakainya di leher perlakuannya seper...