Boneka ini bernama Bell. Bell adalah boneka ajaib yang Saya ambil anehnya di sebuah hutan disebut hutan peri, wajar kalau Bell ini agak lain dan aneh dengan koleksi boneka Saya. Ia mulai suka membuat kegaduhan yang giduh meski aku tahu dia pelakunya tetap saja tidak ada orang yang mengakui Bell adalah pelakunya. Sungguh ia boneka kekanak-kanakan.
Dewasa ini aku sengaja membuangnya ke tempat sampah, kalau dilihat dari jauh sesambil kucingku mengendus mainan rongsok Bellku bawa ke suatu tempat. Tempat sampah.
Tak lama si tukang pekerja sampah mengangkut mainan anehku dan membawanya ke suatu tempat lantas aku tidak tahu, aku menerka kucingku sangat nakal karenanya agar tidak bertindak sesuka hati. Alias ia mengacaukan rencanaku.
Sangat tidak disayangkan boneka Bell itu akan berpisah dariku. Jujur aku tidak menyayanginya, hanya saja ia boneka perempuan berperilaku aneh dan bisa membuat orang takut dengan perilakunya. Bagiku ia pantas dibuang.
"MEMANG AKU TIDAK PANTAS DIBUANG",
"Ahahaha.."
Boneka itu sungguh tidak cocok menempatkannya di koleksi bonekaku lainnya, ia sangat mengganggu bayangan tidur malamku, mengerikan lagi boneka itu menatapku dengan mengerikan. Tatapannya tajam. Menusuk di retina mataku hingga terselubung di urat mataku.
"KAU PANDAI SEKALI MENGARANG CERITA MENGERIKAN INI PADAKU..",
"SUDAH AKU BILANG AKU TIDAKLAH PANTAS DI MATA ORANG TIDAK PANTASS..",
Grrrrr...
"Oke begitu saja.., ngomong-ngomong aku diberi tugas oleh guruku untuk membuat cerita fantasi", Bell sambil marah, mencoba merebut pensil pena dari tanganku. Kita saling beradu tangan alhasil pensilku jatuh, pensilku patah. "Ohh.. tidak apa yang kau perbuat! Kau merusak pensilku! Sekarang kamu harus menggantinya!"
Bell mengambek dan bersikeras tidak ingin mengakui kesalahannya, "Disinilah aku.. kamu selalu membawaku ke tempat cerita buruk.. aku tidak ingin menjadi tokoh antagonis. Paham!"
Aku selaku pemilik boneka bernama Bell tidak terima terhadap sikapnya, kurang minta maaf. "Apalah itu, di dalam hatiku, aku ingin membuatnya hanya untuk TUGAS!" Bell kaget dan tersenyum pelan-pelan menelan ludahnya, "Baiklah. Silahkan kau di perbolehkan, namun ASALKAN AKU TIDAK MENJADI ANTAGONIS!"
- Selesai -
